ASAL MULA

Kongregasi Suster-suster SND didirikan di Jerman pada tahun 1850 oleh 2 orang pemudi, yaitu Hiligonga Walbring yang kemudian menjadi Sr. M Aloysia dengan sahabatnya Elisabeth Khϋlling yang menjadi Sr. M Ignatia. Mereka mengambil semangat dari SND Namur yang didirikan oleh St. Yulia pada tahun 1804 maka sampai sekarang St. Yulia Bilyard dikenal sebagai Ibu rohani Suster-suster SND.

Kongregasi SND ini berkembang terus karena semangatnya yang sederhana, rendah hati dan taat serta percaya pada penyelenggaraan Ilahi.

Suster SND Pertama di Indonesia

Maka pada tgl 21 November 1934 datanglah Suster-suster SND yang pertama dari Negeri Belanda ke Pekalongan atas pemintaan Uskup Purwokerto. Mereka ada Sr. M ALfonsina, Sr. M Reginal, Sr. M Irma, Sr. M Godefrida, dan Sr. M Adelberta. Para suster ini bekerja di sebuah poliklinik kecil di Bendan untuk melayani orang-orang kecil (sekarang puskesmas Bendan) dengan penanggungjawab Dr. Mulyadi. Mereka tinggal di rumah kontrakan.

Pada tahun 1940 para Suster membeli tanah dari beberapa penduduk di Kraton dan membangun Biara serta Rumah Sakit dengan dana bantuan dari Negeri Belanda dan dari penghasilan dari para Suster itu sendiri.

Rumah Sakit yang dibangun itu diresmikan pada tanggal 10 November 1940 dengan nama “RS Beatrix” (sekarang dikenal dengan nama RSUD Kraton) Para Suster itu bekerja dengan tanpa kenal lelah sambil menaburkan benih-benih iman dan kasih.

Pada tahun 1942 Jepang menduduki Indonesia, semua Suster yang bekerja di RS ditangkap dan dipenjara, sedangkan Rumah Sakit dan Biara diduduki oleh Jepang, bahkan RS dijadikan tangsi tentara.

Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, rumah sakit dikuasai oleh pemerintahan Kota Praja Pekalongan.

Pada tahun 1947-1966 para Suster diperkenankan kembali bekerja di rumah sakit tetapi sebagai pegawai pemerintah karena RS Beatrix sudah dijadikan RSU pemerintah.

Pada tanggal 12 Desember 1966 pengelolaan RS diserahkan kepada Gubernur, selanjutnya oleh Gubernur RS tersebut diserahkan kepada Pemerintahan Daerah Kabupaten Pekalongan dan para Suster tidak boleh lagi bekerja disana dan diharuskan keluar dari RS. Berbagai usaha untuk mendapatkan kembali RS tersebut tidak berhasil.

Berdirinya RS Budi Rahayu

Karena usaha untuk mendapatkan kembali RS tidak berhasil maka dengan bantuan dari Negeri Belanda para Suster mendirikan Rumah Sakit Bersalin, dan diberkati oleh Mgr W Schoemaker MSC (Uskup Purwokerto) pada tgl 12 September 1966. RSB ini merupakan satu-satunya RSB di Kota Pekalongan.

RSB berkembangan dengan Pesat dibawah asuhan Sr. M Magdalena SND dengan penanggungjawab dr. Soenaryo Said. Karena pelayanan Sr. Magdalena yang baik dan penuh kasih maka RSB ini diterima dengan baik oleh masyarakat bahkan RSB Budi Rahayu lebih dikenal dengan nama Klinik Magdalena daripada RSB Budi Rahayu. Pada tahun 1967 dr. J Rachmat datang untuk membantu dr. Sunarjo Said sebagai dokter umum.

Sebagai seorang Suster yang taat, walaupun sangat mencintai Indonesia, Sr. M Magdalena kembali ke Negeri Belanda pada tahun 1970 karena dipanggil untuk kembali ke sana, dan tugas melayani di RSB Budi Rahayu diganti oleh seorang Suster pribumi yang pertama yaitu Sr. M Gaudentia SND.

Warisan dan pengabdian Sr. M Magdalena menurun kepada Sr. M Gaudentia, karena dalam waktu singkat Suster ini sudah diterima dengan baik oleh para pasien. Bahkan beliau tetap dikenang sampai sekarang.

Pada tahun 1973 dr. Soenaryo Said meninggal dunia dan digantikan oleh dr. J Rachmat sebagai penanggungjawab RSB Budi Rahayu. Karena usulan dari berbagai pihak yang meminta RSB Budi Rahayu untuk ditingkatkan menjadi RSU. Maka dengan usaha keras dan berbenah diri disana sini sambil melengkapi sarana dan prasarana yang diharuskan oleh peraturan pemerintah, maka setelah berjuang selama 2 tahun RSB berubah menjadi RSU Budi Rahayu yang sederhana.

Pada tanggal 15 Mei 1975 RSU Budi Rahayu diresmikan pemakaiannya oleh dr. Rustanto selaku inspektur Kesehatan Provinsi Dati I Jawa Tengah dengan surat keputusan Menteri Kesehatan No. 202/YanKes/1.0/1975. Yang menjadi direktur RSU Budi Rahayu adalah dr. R Sukadis Tirtodarmo (Pensiunan kepala Dinas kesehatan) dengan wakil Direkturnya dr. Lutiarso Senoaji.

Karena dari RSB maka dalam penyesuaiannya menjadi RSU ada sedikit kendala mengenai tata letak ruangan perawatan. Karena itu ruang perawatan hanya di bagi menjadi :

  •   Ruang perawatan umum (dewasa)
  •   Ruang kebidanan
  •   Ruang anak-anak
  •   Ruang Rawat Jalan/Poli
  •   Instalasi Radiologi.

Pada tahun 1980 dr. J Rachmat menjadi Direktur menggantikan dr. Sukardis yang pindah ke Jakarta. Rumah dr. Sukadis dibeli RSU Budi Rahayu, kemudian dijadikan asrama perawat.

Pada tahun 1981 RSU Budi Rahayu mendapat bantuan dari pemerintah berupa sebuah mobil ambulance Hiace, meja operasi, dan beberapa peralatan medis dari DepKes RI. Semua barang-barang tersebut masih di pakai sampai sekarang kecuali ambulance.

Pada tahun 1985 dibuka instalasi laboratorium yang dikelola oleh Sr. M Irmine yang baru menyelesaikan studynya dari Amerika, dengan demikian pelayanan dari RSU Budi Rahayu semakin berkembang, karena pada tahun tersebut juga dibeli USG, yang merupakan satu-satunya USG yang ada di Pekalongan waktu itu.

Setiap tahun RSU Budi Rahayu selalu mengikuti kegiatan HKN (Hari Kesehatan Nasional) sampai dengan tahun 1989, sudah mendapatkan penghargaan berupa piagam dan hadiah-hadiah dari Pemerintah sebagai RS yang paling bersih di wilayah Pekalongan. Selain itu juga mendapat hadiah pengaspalan seluruh halaman RSU Budi Rahayu dari Pemerintah Kodya Pekalongan. Selain itu juga mendapat bantuan dari Pemerintah Daerah Kodya Pekalongan berupa lampu operasi, slymsuiger dan lampu emergency yang diberikan lewat Bapak Djoko Prawoto BA. RSU Budi Rahayu juga pernah menjadi acuan study banding dari RS Purwodadi dan RS Magelang.

Pada tanggal 25 Mei 2000 RSU Budi Rahayu dinyatakan lulus Akreditasi dan berhak mendapatkan sertifikat Akreditasi RS, dengan demikian RSU Budi Rahayu menjadi satu-satunya RSU Swasta di Pekalongan yang mendapatkan sertifikat akreditasi dari DepKes RI.

Karena perkembangan dan dukungan dari masyarakat Pekalongan sehingga bangunan RSU yang lama sudah tidak mencukupi lagi maka melalui serangkaian diskusi dan perencanaan, maka bangunan RSU di tambah dengan gedung baru yang berlantai 4. Bangunan baru ini diresmikan pada tanggal 1 Oktober 2004.

Pada pertengahan tahun 2005, RSU menambah 1 fasilitas lagi untuk instalasi Radiologi berupa Ct-Scan, dan alat ini menjadi satu-satunya di Pekalongan sampai sekarang. Sehingga RSU menjadi RSU rujukan bagi-bagi RS-RS lain khususnya untuk pemeriksaan St-Scan.

Karena kemajuan dan tuntutan dari dunia kesehatan maka pada tahun 2006 RSU budi Rahayu menambah beberapa alat medis yang baru lagi. Untuk Instalasi Radiologi ditambah dengan USG baru dengan kapasitas 2 Probe (3½ Mhz, 5 Mhz) sehingga dimungkinkan untuk melihat sampai ke hal-hal yang kecil. Pada tahun tersebut Instalasi laborat juga menambah beberapa alat baru untuk menghasilkan pemeriksaan yang lebih akurat. Diantaranya Elips, Mikroskop yang pembacaannya menggunakan computer.

Pada tahun 2007 instalasi radiologi menambah satu mesin Rontgen Mobile 300 mA serta menambah satu ambulance baru lagi. Semua ini dilakukan untuk memberikan pelayanan yang lebih bagi para pasien.

Pada tahun 2008 RSU BR menambah beberapa alat medis untuk OK dan ICU, dalam rangka persiapan adanya bidang pelayanan baru yaitu bedah syaraf, bila rencana merenovasi bangunan RSU sudah selesai dikerjakan.

Tahun 2009

Pada tanggal 8 Januari 2009, acara serah terima jabatan direktur RSU Budi Rahayu dr. Yohanes Subroto, MPH menjabat Direktur menggantikan dr. Joseph Rachmat. Masa bakti Januari 2009 – Januari 2012. Pada tanggal 26 April 2009, peletakan batu pertama yang di pimpin oleh Rm. Agustinus Dwiyantoro, Pr, untuk mengawali pembangunan tahap II yaitu membangun kamar cuci dan dapur.

Tahun 2010

Gedung berlantai dua diberkati pada tanggal 28 Maret 2010 oleh Rm. Agustinus Dwiyantoro, Pr. untuk dapur, kamar cuci, dan perkantoran.Bangunan yang dulu untuk ruang perawatan Jamkesmas, dapur dan kamar cuci di dipugar dan diratakan akan di bangun kembali gedung 5 lantai untuk perawatan rawat inap. Pada tanggal 31 Oktober 2010 pembangunan tahap II dimulai dengan pemberkatan lahan yang akan didirikan gedung 5 lantai untuk rawat inap oleh Rm. Paulus Bambang Widiatmoko, Pr. kemudian diadakan tender dengan para kontraktor dan pemenang tender adalah PT. Tetra Mega Satria Semarang dan pada tanggal 1 November 2010 pembangunan dilaksanakan dan selesai akhir 

Tahun 2011

RSU Budi Rahayu melakukan pembangunan Tahap II Gedung Rawat Inap dengan bangunan 4 lantai dan sudah selesai dibangun pada akhir tahun 2011. Pada tanggal 27 Desember 2011 misa natalan dan pemberkatan gedung baru RSU Budi Rahayu 5 lantai yang dipimpin oleh Rm. M.B. Sheko Swandi Marlindo, Pr dan dilanjutkan ramah tamah dengan karyawan dan tamu undangan di depan kapel susteran. Pada tanggal 5 – 7 Desember 2011 RSU Budi Rahayu akreditasi dengan 5 Pokja dan Lulus Tingkat Dasar, sehingga RSU Budi Rahayu semakin mantap dan berkembang dalam pelayanan.

Tahun 2012

Pada tanggal 19 Januari 2012 dr. TH. A. Sunarto SIP M.Kes menjabat direktur RSU Budi Rahayu menggantikan dr.Yohanes Subroto, MPH, periode Januari 2012 – September2012.

Pada tanggal 1 Juni 2012 gedung baru 4 lantai rawat inap mulai dioperasionalkan, lantai 1 untuk pasien rawat bedah, lantai II untuk ICU, lantai III untuk pasien penyakit dalam, lantai IV untuk rawat pasien umum dan lantai V helipad. Dalam pelayanannya RSU Budi Rahayu makin berkembang dan tetap diminati masyarakat Pekalongan dan sekitarnya untuk itu mencoba untuk berbenah diri dengan lebih meningkatkan mutu pelayanan dengan patient safety.

1 Juli 2012 – Desember 2012 renovasi gendung lama 4 lantai. Dr. R. A. Priyowidiyanto menerima SK dari Yayasan Santa Maria Pekalongan sebagai direktur RSU Budi Rahayu menggantikan dr.TH.A.Sunarto. SIP.M.Kes. Pada 1 Oktober 2012 sampai sekarang.

Tahun 2015

Untuk semakin meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat Pekalongan dan sekitarnya, RSU Budi Rahayu selalu melakukan perbaikan, penambahan sarana dan prasarana agar mutu pelayanan semakin dapat menjadi lebih baik. Salah satunya dengan penambahan gedung baru.

Pada tanggal 3 Maret 2015 dilakukan pemberkatan lahan untuk pembangunan Tahap III (Gedung E). Misa pemberkatan dipimpin oleh Rm. Tri Kusuma,Pr. Dengan pemberkatan lahan pembangunan tahap III supaya dapat berjalan dengan lancar, sehingga semakin dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada masyarakat.

Tahun 2016

Berbenah dan mengembangkan sarana dan prasarana, untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat Pekalongan dan sekitarnya, RSU Budi Rahayu selalu melakukan perbaikan, penambahan sarana dan prasarana agar mutu pelayanan semakin dapat menjadi lebih baik. Pada tanggal 3 Desember 2016 jajaran Direksi, Management, serta karyawan RSU Budi Rahayu Pekalongan mengadakan Misa Syukur pemberkatan gedung tahap III bersama Romo Sheko, Romo Tri Kusuma dan Romo Maryoto. Berharap dengan penambahan sarana dan prasarana pelayanan untuk pasien semakin menjadi lebih baik lagi.