Indonesia menjadi peringkat ke-3 setelah India dan Cina dengan jumlah kasus Tuberkulosis sebanyak 824 ribu kasus dan angka kematian sebanyak 93 ribu jiwa pertahun atau setara dengan 11 kematian per jam. Penyakit Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang harus dihadapi. Banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang penyakit tuberkulosis dan rendahnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehingga perlu dilakukan suatu upaya promotif dan pencegahan penyakit Tuberkulosis.
Lalu apa sih sebenarnya penyakit Tuberkulosis (TBC)?
Tuberkulosis atau TBC merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis di paru-paru. Penyakit Tuberkulosis menyebabkan gangguan pernapasan seperti batuk kronis dan sesak napas. Bakteri Mycobacterium tuberculosis juga dapat menginfeksi organ tubuh lainnya, seperti ginjal, kelenjar getah bening, selaput otak tulang, dan sendi. Ketika tuberkulosis sudah menginfeksi bagian tubuh lainnya, maka kondisi ini disebut dengan TB ekstra paru.
Apakah penyakit TBC itu menular ?
Iya, penyakit TBC merupakan salah satu penyakit menular yang ditularkan melalui udara (airborne diseasse). Menurut direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes RI, Dr. Drh.Didik Budijanto, M.Kes menyampaikan dari perkiraan 824 ribu pasien TBC di Indonesia baru 49% yang ditemukan dan diobati sehingga masih ada sebanyak 500 ribuan jiwa yang belum diobati dan beresiko menjadi sumber penularan.
Bagaimana cara penularannya ?
Penyakit ini dapat menular melalui droplet atau percikan air liur dari orang yang mengidap TB. Biasanya penularan yang paling tinggi melalui batuk atau bersin.
Ada dua jenis infeksi TB yang berdasarkan tingkat keparahannya yaitu
TBC laten
TBC laten merupakan TBC dimana penderitanya memiliki kuman ditubuh tetapi sistem imun berhasi mencegahnya supaya tidak menyebar. Penderitanya tidak memiliki gejala dan tidak menyebar namun infeksinya masih hidup. Ada kemungkinan untuk menjadi aktif. Ada beberapa faktor resiko yang memicu TB laten menjadi aktif adalah orang yang mengidap HIV, mengalami infeksi dalam 2 tahun terakhir, sistem kekebalan tubuh yang lemah.
TBC aktif
TBC aktif dimana bakteri berkembangbiak dan menimbulkan gejala sakit. Dapat menyebarkan kepada orang lain. Ada 90% kasus TBC aktif pada orang dewasa diakibatkan infeksi dari TB laten. Infeksi TB laten maupu TB aktif juga dapat resisten terhadap obat.
Apa saja gejalanya ?
Pada penderita TBC laten, pada umumnya tidak memiliki gejala. Sedangkan pada penderita TBC aktif gejala-gejala yang muncul antara lain :
- Batuk yang berlangsung lama (3 minggu atau lebih) biasanya disertai dengan dahak atau batuk darah
- Dada terasa nyeri saat bernapas atau batuk
- Berkeringat di malam hari
- Nafsu makan hilang
- Mengalami penurunan berat badan
- Demam dan menggigil
- Kelelahan
TBC juga dapat menyerang selain paru. Gejala-gejala yang muncul akibat penyakit TBC di luar paru, menurut organ yang terkena :
- Pembengkakan kelenjar getah bening bila terkena TBC kelenjar
- Kencing berdarah pada TBC ginjal
- Nyeri punggung pada TBC tulang belakang
- Sakit kepala dan kejang bila terkena TBC di otak
- Sakit perut hebat jika mengalami TBC usus.
Kapan harus periksa ke dokter ?
Segera periksakan ke dokter jika mengalai gejala TBC, terutama jika memiliki resiko terkena TBC seperti tinggal bersama atau kontak erat dengan penderita TBC. Dengan diagnosis dan pengobatan lebih awal akan mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi.
Lalu pemeriksaan apa saja yang dilakukan ?
Jika pasien diduga terinfeksi TBC maka langkah awal pasien melakukan pemeriksaan dahak atau disebut pemeriksaan BTA. Jika dokter membutuhkan hasil yang spesifik maka dianjurkan untuk melakukan tes kultur BTA. Selain pemeriksaan BTA, dokter dapat melakukan serangkaian pemeriksaan TBC lainnya untuk mendukung diagnosis, yaitu :
- Tes kulit mantouxatau tuberculin skin test.
- Tes darah IGRA (Interferon Gamma Release Assay)
- TCM (Tes Cepat Molekuler)
- Bronkoskopi
- Foto Rontgen
- CT scan
Cara mencegah penyakit TBC
- Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat;
- Membudayakan etika batuk dan bersin dnegan benar;
- Melakukan perbaikan kualitas rumah dan lingkungan sesuai dengan standar rumah sehat;
- Peningkatan daya tahan tubuh;
- Penanganan penyakit penyerta TBC;
- Penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi TBC di fasilitas pelayanan kesehatan maupun di luar fasilitas pelayanan kesehatan.
Referensi :