Antibiotika adalah obat untuk mencegah dan mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Sebagai salah satu jenis obat umum, antibiotika banyak beredar di masyarakat. Hanya saja, masih ditemukan perilaku yang salah dalam penggunaan antibiotika yang menjadi risiko terjadinya resistensi antibiotik, diantaranya : peresepan antibiotik secara berlebihan oleh tenaga kesehatan, adanya anggapan yang salah di masyarakat bahwa antibiotik merupakan obat dari segala penyakit dan lalai dalam menghabiskan atau menyelesaikan treatment antibiotik. Antibiotik bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan, perkembangbiakan bakteri atau membunuh sel bakteri. Dengan begitu, infeksi bakteri bisa teratasi. Penggunaan antibiotik tidak boleh sembarangan karena bisa meningkatkan risiko terjadinya resistensi atau kekebalan terhadap antibiotik.

Peringatan Sebelum Menggunakan Antibiotik

Ikuti anjuran dan saran dokter selama menjalani pengobatan dengan obat antibiotik. Sebelum menggunakan obat ini, anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut:

  1. Jangan menggunakan antibiotik jika Anda alergi terhadap obat ini. Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki.
  2. Beri tahu dokter tentang riwayat kesehatan yang Anda miliki, terutama jika Anda sedang menderita penyakit ginjal, lupus, penyakit liver, porfiria, atau pernah mengalami infeksi bakteri yang berat atau sepsis.
  3. Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau produk herbal tertentu.
  4. Konsultasikan dengan dokter jika Anda berencana melakukan vaksinasi selama menjalani pengobatan dengan antibiotik. Beberapa jenis antibiotik bisa menurunkan efektivitas vaksinasi, terutama jenis vaksin hidup.
  5. Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil atau sedang menyusui.

Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau overdosis setelah menggunakan antibiotik.

Efek Samping dan Bahaya Antibiotik

Efek samping dari penggunaan antibiotik bisa berbeda-beda, tergantung pada jenis dan dosis obat, juga pada respons tubuh pasien terhadap obat. Namun, beberapa efek samping umum yang mungkin terjadi setelah menggunakan antibiotik adalah sebagai berikut:

  • Mual atau muntah
  • Perut kembung
  • Diare
  • Hilang nafsu makan
  • Nyeri otot atau sendi

Terdapat alasan mengapa antibiotik perlu dihabiskan, hal ini karena membutuhkan beberapa waktu tertentu untuk memastikan bakteri benar-benar telah mati, biasanya waktu tunggunya sekitar 5-7 hari atau dapat juga mengikuti petunjuk dokter karena beberapa antibiotik dapat berbeda. Jika tidak dihabiskan karena merasa kondisi tubuh sudah baik, khawatir bakteri tersebut belum benar-benar mati dan dapat menyebabkan infeksi kembali.

Kapan Seharusnya Kita Minum Antibiotik?

Antibiotik hanya boleh digunakan ketika terjadi infeksi bakteri dan tidak hilang dengan sendirinya. Ambang batas yang lebih rendah untuk penggunaan antibiotik juga dapat digunakan jika orang tersebut jelas tidak sehat, atau bagi mereka yang memiliki penyakit serius lainnya atau sistem kekebalan yang lemah sehingga berisiko lebih besar mengalami komplikasi.

Penyakit virus tidak perlu diobati dengan antibiotik bila ditemukan tanpa komplikasi. Antibiotik misalnya amoksisilin juga tidak tepat untuk dipakai rutin sebagai obat pencegah komplikasi karena komplikasi sangat jarang (mungkin 2-3%) terjadi dan bila terjadi pun antibiotiknya harus yang terpilih khas dan khusus efektif untuk kuman yang akan menghinggapi dan ini tidak bisa diramalkan.

Jadilah Pasien yang Cerdas dan Pintar Konsumsi Obat Antibiotik

Intinya adalah jadilah pasien yang cerdas. Tubuh kita bukan bahan percobaan dan tong sampah obat-obatan. Jangan ragu untuk bertanya pada dokter terkait resep obat yang diberikan. Berikut beberapa tips untuk menghindari penyalahgunaan antibiotik:

  • Jika dokter meresepkan obat, tanyakan apakah ada antibiotiknya dan apakah itu memang diperlukan untuk mengobati penyakit kita.
  • Jika kita diberi resep antibiotik yang seharusnya dikonsumsi lebih dari dua minggu, patuhi jadwalnya. Jangan meminum semuanya lebih awal atau menghabiskan sebelum waktunya dan jangan minum antibiotik melebihi batas waktu yang ditentukan dokter. Mengkonsumsi antibiotik dalam dosis parsial atau hanya mengonsumsi antibiotik untuk sebagian dari aturan yang diberikan, memberi bakteri lebih banyak peluang untuk mengembangkan resistansi karena mereka hanya menerima paparan yang rendah terhadap obat.
  • Jangan mengonsumsi antibiotik yang sudah lama atau antibiotik yang diresepkan untuk orang lain. Antibiotik lama mungkin kurang manjur, sehingga memudahkan bakteri untuk bertahan hidup dan mendapatkan resistensi. Demikian pula, beberapa antibiotik mungkin efektif melawan satu jenis bakteri tetapi tidak pada kelompok lain.
  • Pertimbangkan jenis infeksi dan jangan minum antibiotik untuk penyakit yang bukan bakteri. Antibiotik membunuh bakteri tetapi tidak melakukan apa pun terhadap virus dan malah akan memberikan peluang lain bagi bakteri untuk mengembangkan resistensi.

Jangan menekan dokter untuk meresepkan antibiotik yang tidak perlu. Antibiotik memang obat yang ampuh dan bisa berarti perbedaan antara hidup dan mati untuk beberapa infeksi bakteri. Justru karena alasan inilah kita harus berhati-hati dengan penggunaannya, untuk mencegah timbulnya bakteri yang kebal antibiotik, atau “superbug”.

Leave a Comment