Memperingati Hari Pangan Sedunia (HPS) tahun 2015 RSU Budi Rahayu Pekalongan mengambil tema :”mencintai bumi mulai dari diri sendiri dengan hal kecil.” Dengan tema ini RSU Budi Rahayu ingin mengajak semua orang untuk menghargai hasil bumi, maka untuk itu diselenggarakan festival memasak berbasis singkong di pelataran rumah sakit pada hari Jumat (30/10). Festival memasak itu diikuti 5 kelompok yang masing-masing menyuguhkan makanan tradisional yang berbeda. Kelompok 1 menyuguhkan Gethuk Lindri, Kelompok 2 menyuguhkan Balado Singkong, Kelompok 3 menyuguhkan makanan tradisional lain yakni Sawut dan Kelompok 4 dan 5 menyuguhkan Grontol dan Gethuk Singkong Pelangi.
Pada festival itu para peserta diminta membawa peralatan memasak sendiri. Bahan-bahan memasak sudah disiapkan oleh panitia. Semua makanan tradisional harus dimasak saat itu juga, tanpa menggunakan bumbu instan. Kelompok tidak diperkenankan membawa makanan yang sudah jadi. Tujuan dari kegiatan ini untuk mengajak seluruh karyawan pada khususunya dan masyarakat pada umumnya untuk mencintai hasil bumi dan mengangkat makanan trandisional yang kaya gizi dan sehat.
Tepat pukul 08.00 festival dimulai. Masing-masing kelompok menata peralatan masak dan mempersiapkan bahan-bahan yang akan dipergunakan. Tiap kelompok terdiri dari 5 orang, yang merupakan gabungan dari utusan unit-unit kerja yang ada di RSU Budi Rahayu. Walaupun dari unit yang berbeda-beda mereka sangat kompak, saling membantu satu sama lain dalam kelompok. Kerja tim yang patut dibanggakan.
Dalam waktu sekitar 2 jam, semua makanan sudah selesai tersaji. Makanan olahan tradisional tersebut tidak dibagi gratis kepada pengunjung. Tiap pengunjung harus membeli manakala akan mencicipinya. “Makanan tradisional berbasis singkong ini dijual. Hasil penjualannya akan disumbangkan ke KWI melalui keuskupan,” tandas Doni selaku ketua panitia.
Lebih dari 150 negara yang tergabung dalam FAO (Food and Agriculture Organization) dalam konverensinya menjadikan tanggal 16 Oktober sebagai hari pangan seluruh dunia untuk memperingati kepedulian masyarakat dan keprihatinan terhadap para petani yang susah payah bekerja sebagai para pejuang pangan disetiap negara.
Tahun ini adalah penyelenggaraan Hari Pangan Sedunia yang ke-35. Pada hari tersebut, kita diajak merasakan betapa susah payah para petani dalam menghasilkan pangan. Kita harus mengakui bahwa petani adalah seorang pejuang pangan dan gizi untuk seluruh bangsa, karena jika tidak ada petani maka mustahil kita untuk hidup, karena pada akhirnya para petanilah yang memegang peran penting dalam sumber daya makanan yang kita konsumsi selama ini. (*)