![](http://localhost/wordpress/wp-content/uploads/2019/07/MG_2667-3.jpg)
Kelahiran adalah momentum yang indah, menakjubkan, dan sangat spesial bagi semua yang terlibat. Namun kelahiran mungkin pula merupakan kejadian paling berbahaya dalam kehidupan. Hal yang luar biasa adalah lebih dari 90% bayi mengalami transisi dari kehidupan intrauterine ke ekstra uterin tanpa kesulitan, Program Resusitasi Neonatus di-design untuk menolong sekitar 10% bayi baru lahir yang memerlukan bantuan untuk memulai pernafasan yang spontan dan teratur dan kurang dari 1% yang memerlukan tindakan resusitasi lengkap agar selamat. Meskipun proporsinya kecil, akan tetapi angka bayi yang memerlukan bantuan resusitasi cukup besar karena banyaknya jumlah persalinan.
Asfiksia saat lahir menjadi penyebab kurang lebih 23% dari sekitar 4 juta kematian neonatus di seluruh dunia setiap tahunnya (WHO – 1995). Banyak bayi tidak mendapat pertolongan resusitasi yang memadai segera setelah lahir. Selalu ada kemungkinan, bayi tanpa faktor risiko pun ternyata memerlukan bantuan resusitasi. Oleh karena itu, setiap kelahiran harus dihadiri oleh tenaga yang terlatih dan selalu siap melakukan tindakan resusitasi.
PERINASIA adalah suatu perkumpulan seminat bagi mereka yang memiliki kepedulian terhadap masalah kesehatan ibu hamil dan bayi baru lahir. Untuk membantu mengatasi permasalahan di atas, Perinasia bekerjasama dengan IDAI dan POGI melaksanakan Program Pelatihan Resusitasi Neonatus. Sejak September 1997 hingga Desember 2013 telah terlaksana 363 program pelatihan yang diikuti sekitar 12.700 peserta dari instansi rumah sakit, rumah sakit bersalin, akademi keperawatan, akademi kebidanan dan Poltekkes. Melalui program ini diharapkan standarisasi keterampilan resusitasi neonates di kalangan penolong persalinan dan bayi baru lahir menyebar di seluruh pelosok tanah air.
Merode pelatihan setiap sesi disampaikan dengan system kuliah, Tanya jawab, pemutaran video, tes, telaah ulang dan praktek yang kesemuaan itu mengacu pada buku panduan resusitasi neonates yang diterbitkan oleh AHA dan APP. Seluruh peserta yang memenuhi syarat akan mendapatkan sertifikat.
Sebanyak 33 peserta mendapat sertifikat sebagai provider dan 5 peserta lain mendapat sertifikat sebagai peserta pada pelatihan Resusitasi Neonatus yang diselenggarakan di Pekalongan pada Minggu, 2-3 Mei 2015. Kegiatan yang diikuti sebanyak 38 peserta dari berbagai daerah ini diselenggarakan dalam rangka HUT ke-40 RSU Budi Rahayu Pekalongan. Para peserta terdiri dari para dokter, perawat dan bidan yang berasal dari Pekalongan, Batang, Pemalang, Tegal (Slawi), Ajibarang, Puwokerto, Jepara, Pubalingga, dan Banjarnegara. Para pelatih adalah Tim PERINASIA yang telah mengikuti training of trainers berdasarkan standar AAP dan AHA.
Dr.dr. Nani Dharmasetiawati Sp.A(K), salah satu pelatih yang sekaligus sebagai perwakilan dari Perinasia Pusat, Jakarta, pada sambutan penutupan menyampaikan bahwa pelatihan ini dapat memberikan 33 sertifikat provider. Artinya, mereka yang mendapat sertifikat provider mendapat hak menjadi pelatih.
Dr.dr. Nani megharapkan mereka yang telah mendapatkan sertifikat provider hendaknya terus melatihnya agar tidak lupa. Bila tidak ada kasus, dapat mengasah diri dengan menggunakan boneka.
Sementara itu, dr. Gatot Irawan Sarosa Sp.A(K), salah seorang pelatih dan dari Perinasia Jawa Tengah mengatakan bahwa pelatihan Resusitasi Neonatus ini merupakan pelatihan resusitasi neonatus yang pertama kali diadakan di luar cabang Jawa Tengah. “Jadi selama ini pelatihan Resusitasi Neonatus untuk Perinasia Cabang Jawa Tengah selalu diadakan di Semarang. Kali ini yang pertama di adakan di luar cabang, di luar Semarang,” katanya. “Dan, merupakan pelatihan tingkat nasional karena diikuti oleh peserta dari berbagai daerah,” Sambungnya.
Pelatihan ini bisa dilakukan di luar Semarang karena Tim Perinasia menghargai permohonan dari Panitia HUT RSU Budi Rahayu yang ke 40 tahun yang rajin sekali menghubungi Tim Perinasia Semarang.
dr. Bambang, perwakilan peserta terjauh dari Jepara, menyampaikan terima kasih kepada panitia yang telah bekerja luar biasa demi suksesnya pelatihan ini. “Semoga apa yang telah dirintis oleh RSU Budi Rahayu ini, dapat kami lakukan di daerah kami masing-masing,” harapannya.(ihs)
Acara ditutup dengan doa, kemudian pemberian kenang-kenangan kepada tim perinasia oleh panitia lalu foto bersama dan sayonara.